Jumat, 16 Maret 2012

the Story of GANASH

sebenernya cerita ini udah kadaluarsa, tapi aku pengen cerita pokoknya!

ini kebiasaan nak ganash tentunya ..
yaitu makan pake plastik. Nah pas hari itu gilirannya Mbah Sur ngambil catering. Singkat cerita, anak2 pada bingung semua karena ibaratnya tuh plastik bagaikan nyawa kedua setelah nasi dan sepotong daging di pagi hari. Emang perut pada gede2 kali ya. Mereka pada emosi gak ketemu yg namanya plastik buat sarana makan. Akhirnya nih, Tanto Konde bilang pada anak-anak  yg pada laper itu "hee rek! ini lho masih ada . . . ."
dengan semangat '45, anak2  pada nyerbu kasurnya Napil yg notabenenya jadi tempat plastik makan. Kak Ochi teriak2 dari atas kasur kepada Aming "Ma! aku ambilin satuuuu!". Budhe Kurul juga gak mau ketinggalan "Iddaa! aku juga ambilin sattuuuu!"
Mbah Dil gamau kalah. Dya langsung pergi kekasurnya Napil.

yang lain?????

ngikuuuutt !

dilain tempat -kasurnya Napil-
pada rame anak-anak yang pada ganash2. sampe tuh kasur di angkat2  kali aja ada plastik nyangkut. yang  ada di situ, jangan ditanya lagi. Pada berebutan, pada rame, pada teriak2, pada nyari-nyari. Berasa Pasar Legi pindah tempat.
dan..
Untuk meredakan keadaan yang semakin tak terkendali, akhirna nih Tanto Konde bilang "rek! aku belum selese ngomong. woyy! maksudku, ini lho masih ada . . . . uangnya buat beli plastik!"
Dengan muka dan raut wajah yang sudah terlanjur kecewa, akhirna mereka pergi dan hengkang dari kasurnya Napil.

Itu salah satu dari seribu satu kisah yang unik di ganash.

Ada lagi niih ..
Pernah suatu malem ada kejadian yang bikin kita tambah gregetan deeeh. Salah satu temen kita, sebut aja mbah Dinang. dia seneng banget sama yang namanya “kempang api”. Sedikit2 ada kembang api, dia langsung keluar kamar sambil loncat2t bagaikan kembang api hanya terjadi satu kali dalam 100 abad. Nah, waktu kita lagi nyantai2, mbah Dinang tiba-tiba bangun dari kasur dan pasang tampang shock bin terkejut plus ketakutan, keheranan, dan amazing! Aku langsung ngeri aja lihat tampang kayak gitu. Setelah meneliti dan menelaah wajahnya mbah Dinang, aku langsung ambil kesimpulan bahwa hal besar telah terjadi.  Yaitu:
obrakan dadakan ustadzah!

“ mbah, ada apa?” yang ditanya malah jawab “sstt. . .aku denger. . .” tangannya sambil nunjuk2 kearah luar kamar. Aku langsung aja turun dari kasur susun. “Ada obrakan ustadzah!” seruku. Tanpa babibu lagi semua orang yang lagi nyantai pada lari cari tempat persembunyiannya masing2. Dibawah kasur aku satu partner ma mbah Dinang yang ikut langsung lari saat aku ikut lari, dan Tanto konde.  Boyke yang lihat semua pada cari tempat buat sembunyi, ikut sembunyi juga. Ginyuk yang baru datang dari kamar mandi pada heran. Kenapa semua pada sembunyi? Karna tak punya pilihan lain, akhirnya dia ikutan sembunyi juga.
Satu menit berlalu . . .
Lima menit berlalu . . .
Tujuh menit berlalu . . .
(biasanya obrakan gak selama ini, mungkin ustadzah masih nyantol dikandang monyet)
Sepulu menit berlalu . . .
Lima belas menit berlalu . . .
Yang dibawah kolong pada dicium nyamuk semua. Akhirnya aku gak tahan lagi pake suara lirih.
Aku :                Rek emang ada obrakan ustdzah ta?
Boyke :             lho, aku lihat kamu sembunyi, ya aku ikut sembunyi. 
Aku :                loh aku lihat expressinya mbah Dinang yang menandakan adanya ustadzah, ya aku sembunyi.
Mbah Dinang : Aku?? *kowakowo* Ya ampun, aku tadi kedenger suara kembang api, makanya aku mau keluar buat lihat kembang api. Eh kalian pada lari2 dan sembunyi, ya aku ikutan toh”. 

Dan pada akhirnya kami semua baru menyadari kekoplakan kami. Yang dibawah kolong kasur langsung membubarkan diri tanpa diinstruksi lagi.

Nilai moral : susah senang ditanggung bersama.

MAKE LAUGH THIS WORLD WITH OUR MEMORIES !

0 komentar:

Posting Komentar